rindu papua

Kembali ke Wamena saya perkenalkan teman teman dengan airstrip Lendumu. Landasan ini sebenarnya belum selesai dengan sempurna. Kami hanya melakukan test flight disana. Sangat ekstrim karena di landasan awal kami landing masih ada gundukan tanah yang membentuk bukit, sehingga sayap kanan kami harus miring agar tidak berbenturan dengan tanah. Tiga kali kami mencoba baru berhasil mendarat disana. Lendumu ini tidak jauh dari Mapenduma. Kearah Selatan Barat Daya dari Wamena. Setelah mengantar barang ke Mapenduma kami mencoba untuk test flight di airstrip ini. Sangat seru dan menantang. Dan memang seperti itulah landasan di Papua. Menarik untuk mengetahui bagaimana mereka bisa bertahan di sana, gunung-gunung dan hutan dimana-mana. Mereka menempati dan tetap bertahan mempertahankan apa Tuhan berikan pada mereka. Seperti apapun sulitnya untuk hidup disana mereka tetap akan tinggal disana. Disana aku makin mengagumi Kebesaran Illahi. Tak banyak yang bisa aku katakan disini mungkin jika

Beralih ke Nabire, penangkaran Hiu Paus di Nabire sangat menarik untuk dikunjungi. Meskipun sedikit menyebalkan disini saya menulis blog Hiu Paus tetapi saya sendiri belum pernah kesana.:'( Dari gambar yang saya dapatkan dari salah satu teman di Nabire, saya rasa Hiu Paus Kwatisore di Nabire menjadi tempat yang sangat menarik untuk di kunjungi. Kita bisa menyelam dan dapat mengambil gambar dengan para Hiu disana. Tenang saja mereka tidak akan memakan kita meskipun itu Hiu.:-D Perjalanan dari nabire ke Hiu Paus Kwatisore menghabiskan waktu 2 jam dengan kapal. Selain itu kita dapat singgah sebentar di pulau kecil yang terletak dekat dengan Kwatisore. Indah sekali kan? Ini yang membuatku makin sedih meninggalkan Papua sebelum sempat kesana.:'(

Buat temen-temen yang suka jalan-jalan melihat keunikan dari setiap daerah, disini ada lagi yang wajib dikunjungi jika berada di Wamena. Sekitar 45 menit dari kota kita bisa menemukan sebuah desa Kurulu. Disana kita bisa menemukan Mumi yang konon katanya berumur 300 tahun. Uniknya lagi disana masih kental adatnya karena anda akan menemukan masyarakat disana masih menggunakan pakaian adat Papua semua. Sapaan ramah dari masyarakat menawarkan pernik2 asli Papua. Ga akan menyesal buat kesana bisa melihat salah satu keindahan Papua yang tak mungkin bisa ditemukan di tempat lain. Inilah gambar yang bisa kami abadikan untuk referensi teman-teman jika ingin berkunjung :

Untuk pertama kalinya landing dengan pesawat Caravan di tanah Papua. Ya, Mamit Papua. Pertama kalinya aku diperkenalkan secara langsung kehidupan pedalaman oleh Ibu Susi. Sungguh sangat luar biasa dan tak pernah terbayang sebelumnya saya dapat berkunjung ke Papua dan melihat langsung masyarakat Papua. Awalnya saya mendapatkan training untuk menjadi Distrik Manajer untuk penerbangan Susi Air di wilayah Papua. Dan pada kesempatan itu juga Ibu Susi mengajak kami untuk mengantar bantuan obat-obatan ke salah satu Distrik di Papua yaitu Mamit. Tak pernah terbayangkan masyarakat dapat menetap tinggal di daerah yang sangat jauh dari kota dan mempunyai sekolah yang indah tertata rapi. "Itulah pertama kalinya aku jatuh cinta dengan tanah Papua...:-)"  Bayangan dan ketakutanku akan Papua yang sering saya dengar di Papua sangat keras tiba-tiba hilang, dan aku ingin tinggal lebih lama. Dan sepertinya Ibu Susi mendengar harapanku untuk tinggal. Saya ditunjuk untuk mengatur penerba